Senin, 17 Oktober 2011

akhirnya, cantik tak berQiblat




Tahukan Anda berapa banyak definisi cantik didunia ini? seribu? sepuluh ribu? satu buku? satu perpus? Menurut saya, tumpukan buku - buku di perpustakaan Harvard juga Cambridge dan perpustakaan seluruh dunia mungkin tidak cukup dengan raknya bila definisi cantik itu dibukukan.. :P.
Faktanya, wanita mana sih yang tidak tidur nyenyak bila dikatakan dirinya cantik? dan Pria mana sih yang tidak mengagumi wanita cantik? Meskipun mereka juga sadar bahwa definisi cantik itu relatif. Saya tergelitik saat menyadari bahwa content cantik sering dipakai para pria saat bergombal dengan wanita pujaan hatinya. Lalu, wanita yang di-gombal-in senang dengan content ini meski dirinya sendiri juga tidak yakin benarkah content yg ditujukan kepadanya dan mereka pun meyakini itu hanyalah lip-service para pria hihi... kalo ngga digombalin gimanaaa...aaa..aa gitu.. :D Paling tidak itulah yang membuatnya tertidur nyenyak dengan masker bengkoang hantu dan 2 iris ketimun di matanya..

Saya mulai meragukan definisi cantik (fisik) yang akhirnya mengalami pergeseran dari dulu hingga sekarang. Kemudian mencoba mengkaitkannya dengan strategi politik negara - negara yang pro dengan sistem kapitalisnya. Begini jabarannya:
Dulu wanita cantik didefinisikan dengan wanita berkulit putih, mata lebar (sometimes sipit), rambut lurus, tinggi, langsing (tidak jelas, lansing atau sejenis ku-ti-lang-da-rat), kaki + leher jenjang, mirip angsa gitu kali yaa haha.. kira - kira begitu. Lalu beberapa kontes kecantikan dengan memakai slogan brain, beauty and behavior sebagai parameter cantik ala mereka. Parahnya kontes ini terjadi di hampir seantero jagad ini. Bahkan kaum waria pun tidak mau ketinggalan menggelar kontes serupa.
Menariknya, ditahun 2011 ini, definisi cantik yang sudah lama langgeng itu terpatahkan mentah - mentah. Bagaimana tidak, publik seakan dibuat tersentak saat Miss Angola terpilih sebagai ratu sejagad diajang Miss Universe 2011. Leila Lopes, seorang putri Angola yang anggun meski secara fisik tidak menggambarkan definisi cantik yang katanya universal itu diajang universal ini. Ini fakta.
Menjadi makin menarik untuk dikaji, saat kita menghubungkan definisi cantik dulu dengan produk - produk dominasi barat dengan mengimingi khasiat whitening nya, padahal bule sendiri lebih senang kulit mereka kecoklatan (tan). Seolah kebanyakan wanita mengidam - idamkan kulit mereka seperti bule. Padahal, dari negara mana produk kosmetik jenis itu diproduksi? Hahaha.. Amerika, Eropa, China dll... Kalah laris dengan kosmetik pencerah lulur tradisional nenek moyang kita.. apalagi berharap lulur go internasional :D mimpi kali yee...
Menurut saya, image cantik di konstruksi sedemikian itu (oleh pemilik modal dominan dunia) dalam rangka menggembungkan pundi - pundi kapitalis di negara barat. Tapi tentu konstruksi image cantik dibangun tidak dengan instan... bahasa jermannya " corone ora ketok lan suwe" yang artinya pake soft power demi menebarkan stigma tsb, supaya produk mereka laris manis dipasar asia sebagai target market terbesar dibanding benua lain (salah satu nasib sebagai negara berkembang).
Dengan terpilihnya Miss Angola, mungkin image cantik itu berubah, hitam itu seksi hehe.. pergeseran stigma dan paradigma ini, dari penerawangan saya akan terus bergeser, sampai pada titik semua wanita adalah cantik, berkulit hitam, sawo matang, putih, semuaaa cantikk. Tidak ada lagi diskriminasi diantara mereka. Semoga saja... Jadi jangan heran kalau suatu hari nanti akan terjadi perang produk whitening dan blackening (melalui perang generasi kelima :D) karena definisi cantik fisik akhirnya tak berkiblat kemanapun lagi. Lalu pertanyaan selanjutnya, kapitalis dunia bagian mana yang lebih diuntungkan? Ini pe-er kita malam ini sebelum tidur sambil maskeran lagi hehe..

Minggu, 07 Agustus 2011

Jalan Layang Kp Melayu - Tn Abang: Proyek Dari dan Untuk Kapitalis

Kalau tidak macet, mungkin Jakarta tidak populer lagi. Dan kalau tidak macet lagi, Jakarta hanya dikenal sebagai ibukota negara, lalu apa spesialnya? :( Hal inilah mungkin yang membuat Jakarta tetap menjaga kelestarian macetnya supaya tetap populer, dan usaha ini didukung oleh kaum kapitalis juga borjuis, hehe... kira - kira begitu.. ironis!

Karena tiap hari melintasi jalur ini, lama - lama saya berpikir, apa sih untungnya jalur ini dibangun dan apakah proyek ini berguna untuk jangka panjang sementara sisem lain tidak disinergikan untuk mengurangi kemacetan.

Menurut saya proyek jalan layang non tol ini benar - benar tidak memihak pada masyarakat kecil tetapi berpihak pada kapitalis. Pertama, proyek ini pasti sedang dan akan menelan biaya yang sangat besar, dan yang diuntungkan adalah pengembang. Tidak hanya itu, karena bersinggungan dengan pemerintahan biasanya setelah proyek selesai, lalu tercium dan meledaklah kasus penyelewangannya hahaha... Klasik.. seperti proyek - proyek sebelumnya dan yang akhir - akhir ini terdengar adalah wisma Atlet. Ups, kembali ke laptop!
Kedua, cita - cita proyek ini kan untuk mengurangi kemacetan. Lalu, saya pikir, efek macet berkurang itu hanya akan terjadi paling tidak 2 tahun pertama, tetapi setelahnya akan macet kembali. Hal ini dikarenakan jumlah kendaraan yang terjual baik mobil dan motor terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Sungguh tidak ada kontrol dari pemerintah untuk memfilter tingginya tingkat pembelian kendaraan, yang mungkin karena pajak yang begitu rendah. Kalau sudah begini, jalanan ini kembali macet, dan supplier kendaraan yang diuntungkan. Yang perlu diingat dan dilihat fenomenanya adalah disepanjang jalur ini sudah ada dan akan sedang dibangun apartemen - apartemen, mall - mall dan sejumlah fasilitas elit kaum kapitalis - borjuis. Luarr biasa..!

Dalam hal ini pemerintah tidak berpihak pada masyarakat level menengah kebawah. Pamarintah amnesia bahwa penggerak ekonomi di negeri ini adalah masyarakat dari golongan tersebut. Mereka lupa GDP yang dihitung tiap tahun itu banyak yang tidak terhitung dan totalnya ngawur karena sektor ekonomi di Indonesia itu terus berputar karena gerobag gorengan, tukang sayur di pasar - pasar tradisional, dan tukang gerobag keliling dengan jualan bervasiasi, hasil penjualan ikan nelayan, transaksi para petani, penjual warteg yang mendominasi hampir disemua tempat merata di Indonesia termasuk para PKL. Hak - hak mereka sebagai warga negara sungguh sudah dikesampingkan dibawah investor - investor asing pemilik apartemen, mall, perusahaan multinasional dan fasilitas kaum kapitalis lainnya. Benar - benar tidak adil.

Kecewa, Darsem yang berubah

Darsem, seorang TKW yang beruntung karena terbebas dari hukuman pancung di Riyadh, Arab Saudi karena berhasil ditebus Rp 4.6 miliar oleh pemerintah Indonesia. Keberuntungan tidak hanya sampai disitu saja karena sekembalinya ke tanah air, Darsem mendapat simpati dari masyarakat Indonesia dengan diberi santunan. Animo masyarakat untuk membantu Darsem mungkin karena sebelum kasus Darsem terjadi banyak sekali kasus - kasus TKI yang tidak terselesaikan bahkan berakhir di kayu pancungan, terlebih diwaktu yang berdekatan kasus Ruyati yang sangat tragis karena tidak dibawah kontrol dari KBRI di Arab pun terkuak. 

Hal inilah yang menjadi latarbelakang terkumpulnya dana sebesar Rp 1.2 MILIAR dari masyarakat yang peduli terhadap nasib TKI. Ternyata Darsem tidak menjaga amanah masyarakat untuk mempergunakan sumbangan tersebut sebaik - baiknya. Belakangan diketahui Darsem membelikan uang itu untuk rumah mewah, membeli perhiasan, selain itu terungkap dari tayangan di suatu stasiun TV swasta bahwa sikap Darsem terhadap tetangga dan beberapa kerabatnya berubah. Darsem sederhana berubah menjadi angkuh nan sombong. Tidak hanya sampai disitu saja, Darsem memang telah memberikan sebagian dana itu kepada ahli waris Ruyati, seorang TKW yang mendapat hukuman pancung tanpa sepengetahuan KBRI Arab, sebesar Rp 20 Juta. Yahh hanya Rp 20 Juta dari 1.2 MILIAR yang diterimanya.

Segenap pihak menyayangkan sikap Darsem ini. Seharusnya Darsem bijak dalam menggunakan dana sumbangan masyarakat itu. Juga paling tidak memberi ahli waris Ruyati sebesar Rp 300 - 500 juta! Sikap Darsem ini secara psikologis mengecewakan masyarakat luas, bahkan dapat membuat efek kapok bagi orang banyak untuk peduli terhadap TKW secara umum, padahal permasalahan TKI belum sepenuhnya tuntas dan masih akan terus menghantui karena belum adanya kematangan pemerintah RI dalam mengatasi dan mencegahnya. Darsem sederhana berubah menjadi glamor. Darsem, singkatan dari se-DAR-hanamu SEM-u !

Senin, 25 Juli 2011

Kegelisahan Menjelang Ramadhan

Harga naikk,
leher kecekikkk,
ibu - ibu paniiikkk

Begitulah fenomena dari tahun ketahun sejak pertama saya mulai melihat matahari.. bahkan makin kesini makin parah..
Menjelang ramadhan kegelisahan terjadi dimana - mana, hal ini membuat sejumlah ibu - ibu tidak khusyuk ibadah. Saya akan membagi uraian pikiran saya kedalam dua hal penting yang menurut saya menjadi indikator signifikan mengapa hal ini dapat terjadi dan bagaimana menstabilkannya.

Penyebabnya: sebagian besar diantara kita sudah kehilangan esensi dari ramadhan, puasa dan lebaran. Sepertinya bulan ramadhan dan terutama jelang lebaran adalah masa berpesta - pesta. Sepertinya sejenak kita amnesia bahwa sehari - harinya  kita sulit mencari sesuap nasi, tidak ada kemewahan disana sini. Tetapi fenomena yang terjadi saat ramadhan dan jelang lebaran adalah pesta pora, dan keinginan untuk mencapai apa yang sudah berhasil dikonstruksikan sebagian masyarakat bahwa lebaran berarti makan enak, baju baru, kalo pacar baru iya juga ngga yah.. ummm. Hal inilah yang menyebabkan lonjakan permintaan terhadap produk pangan dan menstimulasi sejumlah pihak memanfaatkannya secara berlebih dan di dalam beberapa sisi merugikan sejumlah pihak, meskipun tidak semua.

Saya tidak akan membahas hal ini dengan lebih lanjut ke hal - hal yang bersifat religi karena bukan major saya. Yang menarik bagi saya adalah kenaikan harga yang terjadi bukan karena kelangkaan produk pangan, tetapi karena faktor psikologis dari para pedagang untuk menaikkan sejumlah produk pangan menjelang puasa dan lebaran yang seolah menjadi ritual Ramadhan dari tahun ke tahun. Kalau kenaikan harga karena kelangkaan komoditas maka pemerintah menduga akan terjadi antrean dalam memperoleh produk pangan tersebut, namun, yang menjadi masalah jika kenaikan hanya karena faktor psikologis maka ini adalah ulah dari distributor.

Dalam hal ini, menurut saya, pemerintah wajib menetralkan gejolak harga pangan yang meresahkan masyarakat khususnya masyarakat lapisan bawah. Mengendalikan dan menyelesaikan masalah produksi dan distribusi serta faktor psikologis ini sudah menyangkut wibawa pemerintah dimata rakyat.

Beberapa artikel menarik mengenai strategi pemerintah dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk selama Ramadhan, menurut saya perlu diaplikasikan dan diuji:
Pertama, Pangan yang harus tersedia diseluruh tempat, jadi dapat terakses oleh masyarakat didaerah dalam kondisi apapun. Kedua, jaminan pemerintah atas distribusi bahan pangan dan kebutuhan pokok sangatlah diperlukan. Maka, perbaikan stabilitas sarana dan prasarana perhubungan harus baik kondisinya. Ketiga, pemerintah harus dapat tetap mengontrol dan memonitor stabilitas harga, kalaupun ada kenaikan pada jelang dan saat Ramadhan tidaklah menjadi kenaikan yang kurang wajar. Yang terakhir, keempat, yang tidak kalah penting adalah diperlukan adanya jaminan atas ketersediaan energi yang diperkuat dengan sistem distribusi yang baik untuk dapat dicapai oleh masyarakat diseluruh wilayah Indonesia.

Semoga Ramadhan 1432 H kali ini semua berjalan lancar, mari kita lihat saja kinerja pemerintah tercinta kita ..

Rabu, 20 Juli 2011

Berinvestasi: Mumpung Masih Muda

Dear Bloggers,

Ide berikut ini hinggap di pikiran saya karena ada wejangan penyesalan dari orang - orang disekitar saya yang tidak memanfaatkan semaksimal mungkin potensi, daya dan upaya nya untuk berinvestasi selagi muda dulu.

Belajar dari pengalaman mereka, sebagai orang yg masih muda (cieee..) maka hal tersebut menjadi pembelajaran penting bagi saya dan akan coba saya share ke Anda.

Menurut saya, cita - cita investasi adalah mendapatkan nilai lebih (value added) di masa yang akan datang selama kurun waktu tertentu. Nah, banyak orang mengasumsikan investasi hanyalah berupa hal -hal komersil berupa barang, uang, dan sejenisnya. Meskipun begitu, hanya sedikit orang memahami investasi apa yang sebaiknya dipilihnya atau bahkan tidak tahu bagaimana brinvestasi.

Berikut ini adalah beberapa pilihan berinvestasi sebagai saran dari saya pribadi, semoga cocok bagi Anda:
1. Emas Batang
Emas batang yang saya maksud adalah emas batang 24 karat yang biasa dibeli di PT. ANTAM. Mengapa emas batang, karena sifat nilainya yang liqiud sehingga memungkin bagi pemilik modal besar, kecil , bahkan sangat kecil untuk memilikinya. Selain itu, harga emas yang selalu dan pasti melambung atau selalu diatas inflasi, dipastikan tidak akan menggerus nilai dari emas tersebut. Lalu, mengapa emas batang bukan emas perhiasan? Jawabannya, karena dengan menyimpan emas batang, saat dijual tidak ada biaya administrasi proses daur ulangnya. Menguntungkan dehhh..

2. Lanjut Studi
Nah, ini merupakan jenis investasi yang tidak kasat mata. Menurut saya, investasi berupa ilmu, cepat atau lambat,sedikit atau banyak, pasti akan membawa manfaat suatu hari nanti, baik berupa materiil maupun moril. Kalau materiil tentunya sudah jelas, sedangkan moril maksudnya, karena saya percaya pengaplikasian ilmu yang benar pasti akan membawa kebaikan bagi orang banyak. Dan Tuhan tidak akan menyia - nyiakan orang yang dapat membaikkan orang lain.

3. Tanah / Rumah / Properti
Kalau yang ini, gampang sekali penjelasannya. Konkretnya, harga tanah, rumah ataupun properti tidak pernah menurun. Logikanya, penduduk bumi semakin banyak, tetapi luas tanah tidak bertambah, jadi pasti demand nya akan terus meningkat dan menyebabkan harganya terus melambung. Jadi, kalau memang memungkinkan, berinvestasi dalam bentuk ini tidak-lah mungkin merugikan. Hanya saja, sifatnya yang tidak liquid, patut dipertimbangkan. Maksudnya, saat menjual properti, tidak mungkin kita hanya menjual terasnya saja, atau toiletnya saja .. haha.. pasti seluruhnya. Selain itu, menjual rumah / tanah tidak semudah menjual emas batang hehe... Tapi bagaimanapun juga, hal ini dapat menjadi investasi yang menjanjikan, menurut hemat saya.

4. Making The Good Relationship atau bahasa dalam bahasa Jermannya nggolek konco / Bolo sing apik
Saya meyakini bahwa banyak dari rejeki yang kita dapatkan tidak turun begitu saja dari langit hehe, sering kali juga melalui teman, kenalan, link, atau channel. Sama sekali bukan maksud saya membenarkan praktik nepotisme yang sering disaut -sautkan oleh orang - orang ngetop di tipi - tipi dalam konotasinya.. Logikanya, kalau menempuh cara yang normal dan benar, tidak mungkin seseorang mau mereferensikan kita terhadap pihak lain yang akan memberi kesempatan baik tanpa pertimbangan tertentu. Dengan demikian, alasan ini membuat kita terus termotivasi untuk dapat menjual diri dengan cara yang lebih intelek agar suatu saat nama baik kita akan disebut dengan fasih disaat ada yang akan memandatkan sesuatu, kan ? Yupp, sesederhana itu.. !

Jadi, mumpung masih muda, yukk kita sama - sama belajar dan berinvestasi hal - hal yang baik, karena no one knows what will happen in the future. Sebagai manusia yang tidak tahu rahasiaNya, kita hanya bisa bersiap - siap.  Semoga saja kita semua selalu diberi kemudahan atas usaha - usaha kita.

Pahlawan Devisaku "sendiri lagi"

Bukan pertama kalinya isu penganiayaan bahkan penjatuhan hukuman bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diluar negeri terjadi tanpa upaya pembelaan dan perlindungan dari pemerintah Indonesia. Kompleksitas permasalahan ini semakin ruwet karena didukung oleh banyak faktor.
Ketanggapan dan ketepatan pemerintah dalam menyikapi permasalahan ini masih diam ditempat karena ketidakseriusan yang konsisten itu masih dibangga - banggakan didalam sebuah negara yang katanya lekat dengan semboyan diplomasi "thousands friends, zero enemy", fiuhhh..hhh...!
Wacana tentang penganiyaan TKI diluar negeri masih merupakan wacana yang panas - panas t*i ayam.Apakah salah bila saya mengatakan demikian bila wacana penganiyaan hanya akan dibahas disejumlah siaran TV dan dialog bahkan seminar disana - sini hanya ketika terjadi momentum penganiayaan? Lalu tidak ada langkah preventif bahkan ketegasan kebijakan dan diplomasi dalam konsep ber-jangka panjang demi hak warga negara yang memiliki hak untuk dilindungi disebuah negara berdaulat, Indonesia, yang katanya sudah merdeka diusia yang ke 60an.

Dilain pihak, pemerintah terkesan tidak memberi solusi keakar penyebab dari keterpaksaan beberapa bagian dari warga Indonesia untuk berTKI keluar negeri. Keterbatasan lapangan pekerjaan, misalnya, menjadi alasan utama mengapa banyak WNI mencari alternatif cara untuk mencari nafkah disana, yang notabene untuk mendapatkan pekerjaan apapun. Tidak hanya itu, rendahnya kualitas sumber daya manusia untuk diberdayakan di sektor industri membuat niat untuk berangkat ke negeri orang mencari nafkah menjadi semakin bulat.
Diluar dari semua uraian diatas, bukankah wajar bila pemerintah seharusnya sudah mempersiapkan rancangan ini secara lebih matang, bukan saja infrastruktur perkotaan untuk memfasilitasi kaum kapitalis yang melulu dipikirkan? Tidak kah pemerintah khilaf bahwa tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan? (pasal 27, ayat 2 UUD 1645).

Saya pribadi sudah sangat geram dengan kejadian demi kejadian atas perlakuan yang diterima TKI di luar negeri terlebih tidak ada usaha sama sekali dari pemerintah untuk memperjuangkan apalagi kematangan antisipasi dalam hal ini. Tetapi, geram saja tentu tidak cukup. Tidak cukup untuk membela nasib Ruyati, Sutinah, dan nasib puluhan TKI lain yang terancam hukum pancung. Bukan saatnya lagi permasalahan ini hanya akan dicari solusinya dalam dialog, diskusi, seminar, dll, saja, termasuk dalam tulisan di sejumlah Blog (seperti ini).

Kamis, 23 Juni 2011

Hubungan Internasional bak Hubungan Percintaan

Hubungan Internasional yang merupakan hubungan antar negara dengan segala aspek dan kompleksitasnya ternyata tidak sulit dipahami ketika kita mengkorelasikannya dengan hubungan percintaan masa pacaran ha..ha..,  tidak percaya? berikut penjelasannya:

Negara dengan segala kepentinganya ternyata memiliki karakter khas masing - masing. Dalam mencapai kepentingannya tentu sebuah negara berinteraksi dengan negara lain baik dengan cara damai seperti bekerjasama maupun dengan cara berkonflik bahkan berperang. Bila masing - masing negara memiliki kepentingannya, tidak jarang kadang mereka bersikap egois, tetapi bila terjadi kesepakatan baik melalui negosiasi dan diplomasi, maka hubungan yang terjalin amatlah mesra. Romantisme hubungan antar negara ini tentu tidak bersifat kekal, karena dalam politik, tentu tidak ada musuh dan kawan yang abadi. Artinya, hari ini berkawan, bisa jadi besok jadi lawan, hal ini karena keinginan mencapai kepentingan negara tersebut atau sering disebut national interest.

Hal menarik lainnya adalah dalam hubungan antar negara, mereka tidak dibatasi oleh gender, tidak juga dibatasi oleh paradigma kepentingannya siapa yang harus didahulukan setelah siapa. Sedangkan dalam hubungan percintaan, ada cowok dan ada cewek, bisa juga sih sejenis (eheum ..eheumm.. ). Selain itu, dalam hubungan percintaan, seolah - olah ada konstruksi sosial yang mengatur bagaimana seharusnya memerankan cowok dan bagaimana cara ideal memerankan peran cewek. Sedangkan dalam hubungan antar negara, tidak ada hal yang secara sosial terkonstruksi secara universal, karena tidak ada pemisahan atau pembeda - bedaan negara mana harus berperilaku seperti apa.

Sama halnya dengan pasangan yang ingin jalinan hubungannya menjadi harmonis, maka mereka harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain, negara juga demikian dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Ada semacam aturan  - aturan / etika yang diatur dalam suatu ikatan berdasar kesepakatan bersama agar dalam proses berhubungan itu negara - negara dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Namun, tidak selamanya apa yang sudah disepakati bersama atau hal - hal normatif yang seharusnya diaplikasikan terjadi secara terus menerus. Seperti pasangan yang tadinya menjalani hubungan dengan saling menghargai dan penuh dengan romantisme percintaan masa pacaran, tapi toh ada kalanya mereka juga bertengkar, mungkin karena ada penyesuaian dari perbedaan karakter ataupun gesekan dari kepentingan masing - masing. Demikian juga halnya pada hubungan antar negara, dimana masing - masing negara memiliki karakter yang ditunjukkan dengan perilakunya , yaitu dalam bentuk kebijakan sebuah negara.

Selasa, 21 Juni 2011

Senjata Kaliber Kecil: Si Cabe Rawit

Dear bloggers,



Akhir akhir ini sejumlah media banyak menceritakan bagaimana kompleksitas dan kemajuan dari kemajuan teknologi persenjataan masa kini bahkan ramalan atau prediksi kecanggihan senjata masa depan yang akan ada sudah menjadi wacana hangat baik dari pakar militer, masyarakat, pengamat politik internasional, bahkan sejumlah negarawan. Hal ini wajar, karena ajang perlombaan modernisasi juga telah mencipatakan fenomena tersendiri yaitu menciptakan daya gertak / deterrence bagi negara yang memilikinya.

Ketika banyak pihak memikirkan senjata - senjata besar yang sudah dan akan ada, seperti senjata pemusnah masal, persenjataan modern seperti artillery, kapal induk, kapal selam, pesawat tanpa awak, hingga perselisihan reaktor nuklir dengan program pengayaannya, sampai - sampai DK PBB mengeluarkan sejumlah resolusinya kontroversialnya, menurut saya kita lupa akan sesuatu yang tidak besar tetapi mematikan.

Dari segala bentuk persenjataan yang ada, saya concern dengan  senjata kaliber kecil. Senjata ini benar - benar fleksibel, maksudnya, mudah didapatkan (saat ini), mudah dibawa kemana - mana, dan cukup ekonomis. Akan tetapi, dibalik keunggulan tersebut, senjata ini juga merupakan ancaman bagi kestabilisan urusan domestik disuatu negara. Bagaimana tidak, peredaran jenis senjata ini sudah sangat meluas, bahkan sudah melampaui kedaulatan suatu negara. Senjata ini sudah sangat mudah didapatkan (ready stock), dan bahayanya digunakan dalam kriminalitas yang banyak kita bersama dengar, seperti perampokan sejumlah bank, pembunuhan, dan sejumlah kekerasan yang terjadi dimasyarakat. Terlebih lagi, eksistensi dari peredaran tak terkendali dari jenis senjata ini menyebabkan peningkatan kerawanan sosial dan tentunya mempengaruhi tingkat kenyamanan masyarakat dalam mendapatkan rasa aman dilingkungan publik.

Seharusnya permasalahan ini bukan saja menjadi ranah pakar kriminalitas ataupun pakar persenjataan dalam bagaimana menjadi solusinya. Hal ini harus diselesaikan dengan menyinergikan ranah tersebut dengan pertahanan kedaulatan Indonesia demi keamanan negeri ini, selain penegakan kepastian hukum dan good governance. Seperti diketahui wilayah Indonesia yang bermedan kepulauan dan memiliki letak yang sangat strategis ditinjau dari sisi geografis. Disatu sisi wilayah yang strategis ini mendatangkan keuntungan bagi Indonesia, pada sektor ekonomi misalnya, tetapi kestrategisan ini juga menyebabkan kerawanan keamanan kedaulatannya. Untuk itu, diperlukan sejumlah upaya peningkatan pertahanan disejumlah titik - titik perbatasan untuk menjaga segala ancaman yang masuk termasuk penyelundupan senjata disamping perdagangan narkotika dan obat terlarang juga penyelundupan dan perdagangan manusia. Bila tidak diperhatikan, wilayah perbatasan yang sangat beresiko dengan sejumlah konflik lokal akan menjadi pasar transaksi persenjataan juga.

Selain itu, sudah menjadi rahasia umum juga bahwa dalam proses transaksi persenjataan diwilayah perbatasan, aparat keamanan juga terlibat, bahkan ada teman saya asal papua yang menceritakan bahwa aparat keamanan bukan saja terlibat malah menjadi penjualnya. Hal ini tentu tidak terungkap oleh media, tetapi hal ini nyata dialami oleh teman saya. Logikanya, bila personnel pertahanan sudah ditempatkan di wilayah perbatasan untuk menjaganya, dan bila masih terjadi transaksi senjata, hanya ada dua kemungkinan, yaitu jumlah personnelnya memang kurang (kenyataannya memang jumlah ideal personnel tidak sebanding dengan jumlah titik - titik perbatasan yang harus dijaga) dan kedua, personnel keamanannya memang terlibat.

Disamping peningkatan kapasitas dan kapabilitas pertahanan juga penciptaan personnel keamanan yang berintegritas, diperlukan juga penegakkan hukum / law enforcement  dimana hukum bersifat tegas dan pasti. Seperti diketahui kepemilikan senjata tersebut telah diatur oleh undang - undang dan harus memiliki perijinan kelegalannya. Bila tidak, tentu menjadi tidak legal dan ada sanksinya. Tetapi hal ini ternyata tidak diaplikasikan sesuai mandat hukum yang berlaku.

Untuk itu, meskipun kecil, senjata kaliber kecil sesungguhnya lebih berbahaya karena menyebabkan efek domino kerawanan sosial dan keamanan negara. Coba bandingkan dengan keberadaan nuklir. Sepanjang sejarah nuklir diciptakan, senjata ini hanya pernah sekali digunakan yaitu untuk menghancurkan Nagasaki dan Hiroshima. Setelah itu, nuklir hanya digunakan untuk menimbulkan daya gertak atau penangkalan terhadap negara lain. Untuk itu, sudah saatnya kita memikirkan bahwa senjata kaliber kecil tidak memiliki dampak yang kecil juga. Kalo kata ungkapan ngetop, "Kecil - kecil cabe rawit" hmmmhh ternyata Small is not beautiful (seperti judul salah satu buku favoritku ^^ ).

Jumat, 03 Juni 2011

RI masih Jajaki Beli Kapal Selam

Penulis : Amahl Sharif Azwar
Kamis, 02 Juni 2011 14:48 WIB     
Komentar: 0


RI masih Jajaki Beli Kapal Selam
Kapal selam milik TNI AL--ANTARA/Eric Ireng/rj
JAKARTA--MICOM: Pemerintah masih menjajaki pembelian kapal selam untuk memonitor wilayah perbatasan laut seperti blok Ambalat. Padahal, Malaysia telah mengonfirmasi pengoperasian dua kapal selam buatan Prancis di perairan mereka pada tahun ini.

"Pembelian kapal selam masih dijajaki. Belum diputuskan spesifikasi kapal itu dari negara mana. Kami masih menunggu hasil kajian dari TNI AL," ujar Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Marsekal Muda Bonggas S Silaen yang ditemui di kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (1/6).

Bonggas menambahkan beberapa negara produsen kapal yang ada saat ini antara lain Belanda, Rusia, dan Jerman. Adapun perakitan dua unit kapal perusak rudal saat ini tengah masuk ke dalam proses negosiasi dengan pihak pabrik. Meski begitu, pihak Kemenhan belum mau membuka negara produsen kapal selam itu.

Dalam wawancara khusus dengan Media Indonesia, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno mengatakan pembelian kapal selam masih berada dalam proses. Tim evalusi pengadaan dari Pemerintah masih menjajaki pembelian tersebut. Kasal mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir atas rencana 'Negeri Jiran' itu.

"Sebetulnya rencana pembelian dua kapal selam sudah dari 2004, tapi karena tertunda-tunda, baru tahun ini. Saya kan dulu orang kapal selam, saya dianggap ahlinya. Mudah-mudahan tahun ini terealisasi," ujar Kasal Laksamana TNI Soeparno.

Secara terpisah, pakar pertahanan Universitas Indonesia Andi Widjajanto mengatakan Indonesia harus merealisasikan pembelian empat kapal selam itu. Selain itu, Pemerintah juga harus mendesak Malaysia untuk tidak melakukan gelaran kapal selam di perbatasan yang memprovokasi.

Menurut dia, perencanaan strategis (renstra) Malaysia pada tahap kedua yang mencakup gelaran kekuatan maritim memang berpusat di Kalimantan Utara. Hampir bisa dipastikan kapal selam itu akan beroperasi di perairan Filipina, Laut China Selatan, Laut Sulawesi, dan blok Ambalat.

"Daerah itu ideal untuk menggelar kapal selam karena itu laut dalam. Hampir bisa dipastikan, 90%, manuver-manuver itu akan ada juga di blok Ambalat," ucap Andi. (SZ/X-12)



Rabu, 01 Juni 2011

Lihatlah Indahnya..

Palu kota kelahiranku.. Salatiga, kota kecil di Jawa Tengah, tempatku menghabiskan masa kecil dan sekolahku hingga ke tingkat perguruan tinggi. Rasanya baru kemarin saya masih memakai seragam abu - abu putih, lalu berkutat dan berpetualang dengan segala aktifitas kampus yang luar biasa menyenangkan. Diluar bangku kuliah, kuhabiskan waktu belajar dengan ikut komunitas lomba debat, mencoba bergabung dengan TV kampus sebagai presenter merangkap reporter, kerja part time, aktifis kampus yang hobi demo  dan sok menjadi corong teman - teman mahasiswa diaras universitas untuk membela nasib teman - teman dari segala fakultas....ku nikmati juga..

Setelah lulus, kucoba keluar dari Salatiga untuk melihat dunia luar lingkungan akademis yang sesungguhnya, sambil mengaplikasikan cita - cita papa untuk menjadikanku anak yang mandiri.

Adalah Jakarta, kota yang akhirnya tidak ku rencanakan sebelumnya untuk menggali segala bekal potensi yang dulu ku pelajari semasa menimba ilmu dikampus. Banyak orang sinis memandang kota biang macet ini dengan segala heterogenisnya. Kota metropolitan, yang menurutku pribadi infrastrukturnya tidak direncanakan dengan matang dan tidak juga berorientasi jangka panjang.

Walaupun begitu, kota ini juga yang mengajarkanku banyak hal, memberiku banyak peluang dan kesempatan yang luar biasa tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Kota ini juga yang membuka mataku bahwa kehidupan tidak hanya sebesar kotak bekal sekolahku yang tiap hari disiapkan mama dirumah dulu. Ternyata begiiiiitu luas, begiiiiitu berwarna, begiiiiiitu Indah. Banyak teman baru kudapatkan disini. Bahkan ada 4 ibu baik hati yang menyambutku untuk menjadi anak angkatnya...
Wah, beruntungnya...
Ternyata Dunia begitu Indah, begitu berwarna diluar sana..

Dengan berbekal nasehat papa bahwa dimanapun kita tinggal kalau tulus dan jujur, pasti akan diterima dimanapun kita berada. Kebaikan pasti berpihak pada orang jujur dan tulus. Pesan eyang kakung (alm) juga memotivasiku untuk selalu dijalan yang baik, berkaca dengan pepatah eyang " emas itu ditaruh dimanapun, bahkan diceburin ke lumpur sekalipun, tetap akan bersinar, tetap masih dapat dibedakan mana emas dan mana bukan" sungguh sangat memotivasiku.

Tidak tahu kemana nasib akan membawaku setelah ini, tetapi kan ku sambut masa depan dengan semangat optimisme bahwa banyak hal indah diluar sana, bahkan hal  - hal yang belum pernah kutemui sebelumnya. Setiap tetes keringat hasil kerja kerasku hari ini kupercaya menghasilkan bulir - bulir kebahagiaan dimasa depan.
Hinaan, cacian, makian, ejekan, pujian, semuanya sudah ku ramu jadi satu menjadi energi dengan kecepatan 60.000 meter per detik untuk melangkah dengan pasti menyambut indahnya dunia yang sudah dipersiapkanNya untukku... ku percaya...sebagai wujud persembahan syukurku.
Semoga semuanya nanti bermanfaat bagi kebaikan orang banyak.

Kamis, 26 Mei 2011

Menuju Puncak



Yupp.. judul yang bagus, tetapi isi tulisan ini bukan akan menceritakan perjalanan saya ke puncak atau bertemakan liburan. Gambar ini memang saya ambil ketika saya melakukan perjalanan ke pulau Sumba sekitar tahun 2009 yang saya pikir cocok untuk memvisualisasikan tentang hal yang akan saya tulis nanti, semoga kalian setuju... Cekidot!

Dari kecil saya sering mendengar orang - orang sekitar mengatakan kalau hidup itu "bagai roda perputar, kadang diatas, kadang dibawah". Seiring beranjaknya usia, saya mulai mencari tahu apa sih makna dibalik ungkapan tersebut. Banyak orang yang lebih dewasa dari saya mengatakan makna dari ungkapan tersebut adalah tidak selamanya dalam hidup itu kita berada diatas (fase senang) karena bagai jeruji roda, akan ada saatnya jeruji itu bergulir ke sisi bawah (fase susah / sedih) karena itulah warna dan dinamika kehidupan. Jadi ya.. nikmati saja, saat diatas, jangan terlalu happy karena pada saatnya nanti bisa  saja kita akan dibawah, dan saat berada dibawah diingatkan agar kita jangan telalu sedih karena ada saatnya nanti kita akan senang lagi dan biarkan waktu yang akan merubahnya.

Tidak ada yang salah dengan ungkapan ini, tidak juga salah bagi yang menganggapnya sebagai motivator langkah menjalani hidup. Saya sendiri memiliki perspektif yang berbeda dengan makna ungkapan diatas. Menurut saya pribadi, berpegangan dengan makna ungkapan ini, tidak terlalu memotivasi saya untuk memajukan diri tetapi hanya akan membuat saya nrimo dengan keadaan yang terjadi pada saya. Berarti, kalau saya sedang berada di atas itu berarti saya hanya akan menunggu kapan lagi akan berada dibawah atau paling tidak menyiapkannya-lah, lalu sampai akhirnya roda itu berputar dan menempatkan saya dibawah, lalu saya hanya menganggap ini sebagai takdir dan giliran untuk berada dibawah. Saya tidak bermaksud orang lain harus ikut dengan perspektif saya yang uncommon, tetapi ijinkanlah saya menjelaskannya menurut pandangan  prbadi.

Adakah yang setuju kalau saya bilang bahwa dinamika hidup itu seperti perjalanan ke Puncak? Kenapa demikian, karena perjalanan kepuncak selalu berliku - liku, naik lalu turun sedikit, lalu naik lagi, kadang kadang ngga sengaja kita tersendat dengan aspal yang berlubang, atau ada saatnya memang jalanan yang ditempuh harus melalui kerikil bahkan tajam tetapi sambil naik, kadang jalannya menyempit sedikit lalu kembali melebar, kadang harus pelan - pelan karena harus hati - hati melewati tikungan tajam supaya tidak menabrak.Tetapi sambil melewati semua itu, sebenarnya kita sedang menuju ke puncak, meskipun sedikit turun tetapi akan naik lagi. Tujuannya tetap ke atas. Sampai akhirnya nanti, kita sampai dipuncak dan lega juga senang karena dapat mencapai apa yang kita tuju setelah melewati jalanan yang tidak selalu mulus bahkan terjal.

Analogi yang saya gunakan diatas bermaksud ingin mengibaratkan bahwa kesusahan, kesedihan, kepayahan bahkan kesenangan atau kalau bule bilang ups and downs sebenarnya merupakan perjalanan kita menuju ke sesuatu yang lebih memuliakan kita. Disadari atau tidak, kita sedang naik. Sebagai subjek yang naik, kita pasti sedikit tidak menyadari kalau kita sedang menanjaki kemuliaan (insya Allah). Jadi bagi teman - teman yang sedang melewati "perjalanan" itu atau bahkan bagi yang sedang diterpa musibah ataupun rintangan kecil maupun besar, jangan bersedih ya.. Laa Tahzan (Arab)... ojo keloro - loro (jawa), don't be sad, berdoalah supaya terus dimudahkan dan dilancarkan melewati rintangan itu. Tetapi berdoa saja tidak cukup, tidak ada gunanya meratapi nasib, lebih baik berusaha dengan tangguh dan bedoa. Bukankah rumusnya rintangan itu menggiring kita menuju ke kemulyaan?  Kata eyang saya (almarhum) kesusahan dan kesenangan itu dindingnya tipis. Saya senang menempel tulisan "Pribadi Tangguh, Pantang Mengeluh" didinding kamar saya, yang akan terus mengingatkan dari bangun tidur sampai mau tidur lagi kalau saya harus tangguh hehe (tepatnya diatas peta dunia lhoh). Semoga kita selalu diberi kelancaran dan kemudahan olehNya... Amin.